Kamis, 27 Juni 2013

Ringan Ucapannya Berat Maknanya


Pada suatu hari, aku ke kawasan perkuburan untuk ziarah dan membaca sesuatu kepada penghuni- penghuninya.

Tiba- tiba aku terlihat Bahlul al-Majnun berada di sisi sebuah kubur.

Dia sedang bergulung dan bergolek di atas tanah kubur itu.

Aku tak heran melihatnya karena orang itu disebut Bahlul Gila. 


Lalu Aku Mencoba Bertanya kepadanya
"Kenapa engkau berada di sini?" Tanyaku pada Bahlul.

Jawabnya,

"Memang aku cukup suka dan senang ada di sini, mereka tidak menyusahkanku dan apabila aku pergi dari sini mereka tidak pernah mencaci di belakangku," katanya dengan puas hati.

Aku merenung akan kalimatnya dan seandainya ucapan itu tidak keluar dari mulut orang yang gila, ini pasti membuat tercengang

Aku dapat memahami ucapannya bahwa manusia sekarang tidak terlepas daripada mencaci maki , buruk sangka , ghibah dan memfitnah bahkan menganggu orang lain.

Dunia telah rusak dibuatnya karena manusia tak lagi mempeduli kan benar atau salah

Sementara Banyak menganggap ringan hal dosa atau pahala.

Mereka lebih suka mengikuti hawa nafsu semata,yang kerap kali membawa kepada malapetaka,kebinasaan dan Kerugian.

Aku terdiam sebentar, tidak tahu apa yang akan ku tanyakan kepadanya lagi.

Aku tidak mau salah dan terulang bertanya ,karena jawabannya lebih dari Orang Waras,.Khawatir malah membuat dosa sendiri..

Orang seperti itu pemiliknya bergerak cepat, mungkin apa yang dikatakannya itu berupa ilham daripada Tuhan yang Maha Kuasa melalui dirinya.

"Wahai Bahlul, tahukah engkau bahwa harga roti sekarang sudah naik?" Lidahku tiba- tiba mengatakan itu, dan aku sendiri tidak tahu, kenapa aku mempersoalkan harga roti pula.

Beliau menjawab tegas dengan wajah sinis dan manyun;

"Demi Allah duhai Sahabatku , aku tidak peduli berapapun harganya, walau harga roti mahal . Itu bukan urusan kita."

Dia terlalu serius ketika mengucapkan kata- kata itu seolah- olah dia pemilik Kios di pasar.

Bahlul terus bergumam penuh keyakinan dan berfilsafah;

"Apa yang seharusnya dianggap penting ialah Manusia harus menyembah Allah SWT dengan sebaik- baiknya sebagaimana yang diperintahkan, maka Allah SWT akan mengurniakan rezeki-Nya sebagaimana yang dijanjikan. Harga roti naik atau turun bukan menjadi masalah, sebab walau apa pun keadaan yang berlaku sesungguhnya rezeki daripada Tuhan tetap ada."

Subhanallahi Wa Bihamdihi

Aamiin Allahuma Aamiin
---ooo---

(Dipetik dari kolum 'suri teladan' dalam kitab Syarah Al- Hikam jilid 1 keluaran Telaga Biru yakni syarah bagi kitab Al- Hikam Ibnu Athaillah Iskandary.)